Tuesday, July 17, 2012

#republiktwitter (2012) Review.

Twitter merupakan situs jejaring sosial dan bisa dikatakan,hampir 90% laptop diseluruh dunia seenganya pasti pernah membuka twitter,sejenis Facebook memang,namun Twitter lebih terbuka daripada Facebook yang lebih bersifat "private",februari kemarin film berjudul #republiktwitter dirilis,kesan pertama yang ditangkap sudah jelas,bahwa film ini mungkin akan akan menceritakan ababil yang main twitter2an,ekspektasi konyol gw mungkin terlihat wajar karena mengingat banyak film Indonesia yang hampir semua filmnya rata-rata lumayan hancur,btw Indonesia pernah merilis film yang berhubungan dengan situs jejaring sosial berjudul: "Setan Facebook",entah apa yang dipikirkan sang sutradara,apakah film sekuelnya berlanjut menjadi "Setan twitter"?,"Setan Kaskus"?,atau bahkan "Setan movie-blogger",yang jelas gw langsung menganggap remeh-temeh film ini,namun apakah anggapan remeh-temeh gw itu benar adanya?


#republiktwitter sendiri menceritakan tentang seorang mahasiswa tingkat akhir bernama Sukmo Wiyogo  (diperankan oleh Abimana Aryasatya) yang bertemu lewat twitter dengan seorang jurnalis bernama Dyah Hanum Fahrani (diperankan oleh Laura Basuki),Sukmo yang bisa dikatakan jatuh cinta dengan Hanum pun memutuskan untuk pergi kejakarta bersama sohib sehidup-sematinya bernama Andre (Ben kasyafani,yang suaminya Marshanda,Marshanda itu yang pernah main di Bidadari,taukan?,taulah!),Sukmo kemudian berangkat ke jakarta bersama Andre dengan tujuan untuk membikin komitmen dengan Hanum,namun apakah semua yang direncnaakan oleh Sukmo akan berjalan lancar sesuai dugaanya?


gw mau bikin komtimen nih Ben,enak amat lu udah kawin ama itu anak,kaya Syaipuji lu!.


semua sudah tahu,bahwa pada nyatanya,susah sekali membangun komitmen bersama stranger yang bahkan belum kita kenal,ambil contoh Before Sunrise (1995),dimana 2 orang stranger bertemu di suatu tempat dan berusaha menjalani suatu komtimen,Before Sunrise gw tonton pas umur 6 tahun alias pas kelas 2 SD,dan Before Sunrise sendiri merupakan sebuah film yang "left a huge impression on me",dimana 2 orang stranger itu dalam sehari langsung merasa dekat dan mengetauhi karakter lawan jenisnya dan ya,mereka berdua jatuh cinta,hal ini berbeda dengan #republiktwitter sendiri dimana 2 orang strangers bertemu di dunia maya,berkomunikasi secara berkala, dan keakaraban yang terjadi secara virtual,dan bisa dibilang,jatuh cinta-cintaan,akan tetapi apakah keakraban secara virtual itu akan bertahan lama ketika berusaha dikeluarkan dari dunia maya ke dunia nyata?.



Saya melihat sosok Sukmo sendiri sebagai pemuda selengeean yang ambisius,lugu,dan twitter-geek 24 hrs nonstop depan komputer,apa yang Sukmo tweet merupakan refleksi dari karakter Sukmo di real-lifenya,sedangkan Hanum sendiri merupakan wanita yang hanya bisa lari dari kehidupan nyata yang sangat dibencinya,hal itu terlihat jelas dari wajah Hanum sepanjang film yang jarang tersenyum,namun pada nyatanya,hal itu sangat kontradiksi dengan apa yang dia tulis di akun Twitternya,dimana Hanum sendiri di Twitter merupakan sosok wanita yang ceria,tidak punya masalah hidup,etc,dua orang ini menganggap twitter ini sebagai hal yang berbeda,jika Sukmo menganggap Twitter merupakan tempat dia have fun,refreshing,dan sekedar "mencari cewek",Hanum sendiri selalu menganggap twitter sebagai tempat pelariannya dari segala macam masalah dan menganggap twitter sebagai dunia kedua yang indah, dimana twitter bisa menampung Hanum dengan apa adanya,hal yang tidak bisa dunia nyata lakukan kepadanya.


lucu saja melihat 2 orang itu bersandiwara di film ini,2 orang itu,Hanum dan Sukmo,mereka berdua merupakan refleksi kehidupan nyata dari para masayarkat sekitar yang aktif di twitter,twitter adalah tempat kita bersandiwara sebagai mana-adanya,sebagai apa ada-nya,ataupun sebagai ada-apaanya.twitter sendiri merupakan tempat kita melampiaskan semua  masalah,problem berat,twitter,dimana kita berkoar-koar tentang masalah kita,walapun tidak hanya kita sendiri yang punya masalah,tempat dimana kita saling menumpakan kekecewaan,tempat dimana kita merasa diperhatikan oleh para followers kita walaupun pada nyatanya,kita tidak memiliki siapa-siapa didunia nyata,twitter adalah dunia menarik nan adiktif,hanya dengan 140 karakter,kita merasa lebih dekat dengan seseorang yang bahkan kita belum kenal,140 karakter itu menggambarkan 20% dari apa yang sedang dirasakan oleh orang yang kita stalking.


warnet ini benar-benar mahal,1 jamnya 4000,mana tempatnya kumuh lagi!



Saya sendiri pernah menjadi seperti Sukmo,terobsesi dengan seorang wanita di dunia maya,namun jika Sukmo di twitter,maka saya di facebook,dimana pada waktu itu saya terobsesi dengan gadis bule di facebook bernama "namanya ga usah saya sebutkan",dan jujur,tiap pulang sekolah saya selalu melihat profil dia tiap kali saya menghidupkan komputer,lihat foto dia,lihat status dia,lihat status hubungan dia,dan yang pasti,saya selalu lihat chat-box dia,apakah dia online atau tidak,namun pada suatu titik,saya sadar,saya harus move-on,saya harus get real,saya harus berpikir realistis,tujuan hidup saya bukan hanya dia,saya harus mencoba melupakan dia,menghapus semua imajinasi yang mengawang-ngawang, tentang hidup-punya anak-dan mati disamping dia,saya mencoba melupakannya,sampai pada akhirnya,saat dia mencoba chatting saya dengan mengucapkan "hi Timothy,sup,i haven't talk to you in forever!!",pertanyaan itu tak saya gubris,tak saya respon,tak saya jawab,sampai pada akhirnya saat dia mengucapkan selamat ulang tahun di wall saya,dia mengucapkan selamat ulang tahun dan mengatakan "hey Timothy,happy birthday,you're awesome!",saya hanya bisa melike ucapan dia dan berkomentar "thx *****,you're awesome too!",well,mungkin saya berhasil melupakan dia dan berhasil menghindari sindrom penyakit "ILANG HIDUP SETAON GARA-GARA NGESTALKING FACEBOOK ORANG!"


gw suka dengan tema dan pesan moral film ini,dan mecoba menyadarkan masyarakat net-izen bahwa Twitter itu hanyalah sekedar Social Media belaka,Twitter ya Twitter,hal yang berbanding terbalik dengan apa yang kebanyakan remaja akhir-akhir ini dimana mereka tidak bisa membedakan Social Life dengan Social Media Life,hal yang tidak mampu mereka ucapkan lewat mulut berhasil dituliskan secara sempurna dengan jari-jari  mereka,hal yang tidak gw sukai dari film ini hanyalah penyampainnya yang bisa dibilang kurang dari segi penceritaan dan akting film ini,gw gak berani bilang negatifnya banyak karena pada nyatanya,gw terlanjur jatuh cinta dengan film ini.


overall,saya mendeskripsikan twitter sebagai tempat saya berkomunikasi dengan teman dan berkenalan dengan manusia-manusia baru,tempat saya mulai berkenalan dengan banyak Movie-Blogger yang hebat,tempat dimana saya bisa mengetauhi apa kabarnya orang yang saya stalking,tempat dimana saya berkomunikasi dengan teman-teman saya,tempat dimana saya yang sendiri di kehidupan nyata merasa memiliki teman di dunia twitter,140 karakter itu sudah cukup untuk menilai setidaknya 20% dari keseluruhan pribadi seseoang itu,tidak lebih,boleh kurang,saya ingat dengan perkataan A.R yang bertanya,kenapa saya belum punya pacar sampai sekarang:

"OI TIM,LU CARI PACAR DONG,BAHAYA LU,ENTAR LU HIDUP FOEREVER ALONE!"well,penjelasannya mudah sih,kenapa saya belum punya pacar sampai sekarang.

1.Facebook bertanya apa yang sedang saya pikirkan.
2.Twitter bertanya apa yang sedang terjadi.
3.Foursquare bertanya dimana saya berada.

Kesimpulan:Internet adalah pacar saya.


7.5 out of 10

0 comments:

Post a Comment