Sunday, April 27, 2014

The Bag Man (2014) Review.




Pada saat saya memulai tulisan ini, saya sedang duduk sendirian di Excelso Kota Kasablanka, merenung menerawang gelas overpriced milkshake dan juga mangkuk overpriced chicken soup. Mengapa saya mau maunya makan di tempat overpriced begini? Jawabannya adalah karena saya puyeng berat habis selesai nonton The Bag Man. YES. THE BAG MAN. This movie made me quite philosophical.



Cerita dimulai ketika Jack (John Cusack) dan bosnya, Dragna (Robert De Niro) sedang bercakap-cakap di jet pribadi milik Dragna. Lalu Dragna menyuruh Jack untuk membawa sebuah tas ke sebuah motel di lokasi terpencil, dan menunggu kedatangan Dragna di kamar nomor 13. Film ini turut dimeriahkan oleh seorang germo, seorang cacat ghoib, seorang cabe-cabean, dan 3 sheriff misterius. That's it, done, I've spoiled the whole movie for you.

Sutradara David Grovic  berhasil menyuguhkan penonton sebuah tontonan 'berbobot' (berbobot = cerita  sederhana tapi konyol, faktap, ga konsisten, dan sesat.) Biar lebih jelasnya, akan saya deskripsikan begini;  *in chronological order
-Adegan 1 adalah adegan Robert de Niro meninju seorang wanita jelita telak di hidungnya.
-Adegan 2 adalah adegan John Cusack baku tembak dengan intelijen gundul.
-Adegan 3 adalah adegan perkelahian dalem mobil antara Cabe-cabean, Si Germo, dan John Cusack, yang turut dimeriahkan oleh keikutsertaan seorang manusia kerdil yang muncul secara tiba-tiba dari semak-semak.
-Adegan 4 (aduh ini yang bikin gua ngakak parah!) adalah adegan John Cusack yang menyelinap diam-diam di semak-semak ketika ia terkejut kakinya tiba-tiba disamber oleh mayat yang bangkit dari kubur.

i.... i... i cannot say anything really...

See what I mean? Ini adalah sebuah film 108 menit tanpa chemistry, tanpa logika, dan tanpa satupun hal yang bisa bikin gue demen sama film ini. Pertama lo ngikutin sudut pandang dari protagonis utama yang sama sekali ga jelas wataknya bagaimana, satu adegan dia ini kesal dan pengen ngusir si cabe, tapi adegan berikutnya dia justru malah peduli dan mengasihani si cabe. Kedua, ini semakin diperparah oleh tokoh antagonis yang sesat, si Dragna ini adalah kombinasi gagal antara Neil McCauley & Travis Bickle. Rencana semula si Dragna bersosok intelektual badass, jadi kacau balau ketika dieksekusi, pas awal-awal Dragna ini bos mafia kalem filosofis berideologi amburadul, pas akhir-akhir si Dragna ini tiba-tiba langsung badass jago tembak seperti penjahat di film-film James Bond.

Inconsistency tidak sebatas pada kedua karakter sentral ini saja, yang lain soalnya sama juga. Pas awal si cabe ini berperan wanita lemah 'damsel in distress' trus anehnya menjelang akhir dia langsung jadi femme fatale seperti Lara Croft di Tomb Raider dan Black Widow di Avengers. Si cacat ghoib awalnya kan lumpuh dan perlu kursi roda, pas akhir-akhir si cacat ini bisa berdiri! wtf?????



darisini kita bisa lihat mengapa John Cusack diplot jadi protagonis utama. Wajahnya tak menyiratkan expresi sedikitpun.
nuff said

"film apa ini?" ujar seseorang yang duduk disebelah saya waktu itu, Harus kuakui ini adalah pertanyaan yang sangat baik. Sayapun bingung ini sebenernya film apaan. Tapi menurut saya ini adalah sebuah Thriller gagal, tapi komedi sukses. Dan ketika saya selesai menulis review ini, tidak saya sadari 4 jam telah berlalu dan saya telah menghabiskan 4 overpriced milkshake dan 3 overpriced chicken soup. Damn!

Sesat, tetapi cukup menghibur.



0 comments:

Post a Comment