Thursday, September 18, 2014

Rurouni Kenshin: Kyoto Inferno (2014) High Review.




Siapa disini yang ga tau Samurai X? Gua yakin di negeri ini ga ada yang ga tau soal Samurai X. Jangan ngaku lu animeholic kalo gatau soal Samurai X! Anime yang kini telah berstatus "cult" ini dulunya sempat tayang di salah satu televisi swasta di tanah air, dan telah menghasilkan fandom garis keras yang sangat loyal pada kisah petualangan Himura Kenshin. (Ya termasuk saya)


Tahun 2012 lalu Rurouni Kenshin sudah dibuat film live-actionnya, ini sequel dari film tersebut. Film yang sangat ditunggu-tunggu oleh para fans setia sang Hitokiri Battousai.





sekedar nostalgia kawan.

Kenshin Himura (Takeru Sato/Kamen Rider Den-O) dulunya dikenal sebagai pembunuh paling ditakuti di akhir periode Edo sebagai Hitokiri Battousai. Setelah restorasi Meiji, Kenshin bersumpah tidak akan pernah membunuh lagi, dan mulai menempuh jalan seorang Rurouni (pengembara) demi menebus segala tindak kejinya di masa lalu.



Setelah duel dengan Udo Jin-E, Kenshin mulai membangun kehidupan damai jauh dari kekerasan bersama Kaoru Kamiya (Emi Takei/mai waifu), tinggal di Dojonya bersama rekan-rekannya Sagara Sanosuke, Yahiko, dan Megumi Takani. Namun kedamaian itu tak berlangsung lama karena muncul sebuah ancaman baru, seorang teroris bernama Shishio Makoto yang berambisi untuk menggulingkan pemerintahan Jepang.



(Disclaimer: jika ada pihak atau oknum yang merasa tersinggung oleh tulisan saya, saya mohon maaf karena tulisan ini dimaksudkan agar tidak dianggap sungguh-sungguh, dan mohon maklumi kalo ada typo soalnya si penulis ini nulis pas lagi keliengan parah abis ngehookah di suatu sudut terpencil di grogol)


Gaaaaaaaaay



I'll say it plain and simple, Rurouni Kenshin: Kyoto Inferno adalah sebuah teaser berdurasi 120 menit. Nuff said.



What the fuck is up with that ending?!



Si Kenshin ini juga, keknya abis nonton Kamen Rider Gaim, dia jadi ngeremehin periode lampau Jepang. Padahalkan biar ga ribet dia bisa aja langsung henshin jadi Kamen Rider Den-O. Gua masi inget taon 2006 lalu pas gua kelas 6 SD si Kenshin ini menjelajah waktu sambil gonta-ganti personalita nyanyi I Jump! I Jump! Su-gee Jump! Shishio doang mah kalo lawannya Kamen Rider mah lewaatt! Tokusatsu.



Si Sannosuke langsung tiba-tiba muncul bergelut di tengah Kyoto, padahal beberapa adegan sebelumnya samasekali gaada clue kalo dia ikutan ke Kyoto. Ini entah gua yang ngefly ato emang ini anomali? Plot hole.


#salahfokus

Kaoru-donooo :3



Shishio Makoto di film ini benar benar merupakan contoh akurat seorang bajingan bangsat. Banyak omong tapi zero action. Duel Kenshin vs Shishio pun jadi diundur ke Rurouni Kenshin: The Legend Ends. Taik.



Banyak banget fanservice di film ini, kita bisa ngeliat karakter-karakter di anime menjadi nyata diperanin oleh aktor tulen, mulai dari Saito, Misao, Aoshi, sampe si Guru Gokil juga ada! Respect.



Jujur, gua pas masih ingusan dulu moe berat ama Kaoru-dono, siapa yang duga kalo pas besarnya gua jadi jatuh cinta ama pemeran Kaoru-dono. Siapa sangka?



Kaoru-dono bagi gua sih personalitynya tomboyish, hot-tempered, keras kepala. Kalo Emichan ini terlalu manis, terlalu imut, terlalu cantik. Subhanallah.


Subhanallah



aduh mbak


calon isteri ane gan :3


Yahiko kau beruntung sekali diomelin Emichan




Seandainya ada Toshiro Mifune di film ini, pasti si Emichan udah dia culik dan dia perkosa. Rashomon.



Ini entah gua yang mabok apa emang ada bang Tigor jadi Juppongatana. Si Bastard.



Boong banget lu sob kalo abis nonton film ini lu kagak langsung naksir ama emichan, ga mungkin! Hayo ngaku lu semua! Hal tersebut udah dibuktiin bedebah-bedebah yang duduk dibelakang gua, pas ngeliat adegan closeup Emichan pertamatama; "anjaaaay, caqeup banget nih cewek", "mantan gua tuh." Kalo gua pribadi sih tetep konsisten dengan "mai waifu"



Kasus Emi Takei ini unik, gua samasekali ga ada hasrat atau gairah to "bang" Emichan. Instead, I wanna marry her. And have lots of childrens and grandchildrens with her. Dan gua sumpah pocong sekarang, kalo suatu saat nanti gua ketemu empat mata sama Emi Takei, ucapan gua pertamakali adalah "Ohayou Emichan. I love you and I want to have your babies."



Holy shiet man, si Cho mirip banget ama abang senior pentolan di kampus gua. Gacuma dari tampang, sifatnya pun sama persis. Samasama bangsat. Dasar pentolan emang.



What the fuck is up with that ending?!



Ngebikin Kyoto Arc ke layar lebar emang ga gampang gua akuin, tapi ngesplit film ini jadi 2 part ala adaptasi novel novel mainstream amerika itu keterlaluan banget ploy dari studio buat dapetin duit dari fans. Anjing.


Holy fuck, gapercaya gua nulis review sambil ngefly. Hanjrot puyeng gua..

Fuck

Fuck. I'm high.

harapan gua buat Rurouni Kenshin: The Legends Ends cuma supaya "Sobakasu" Judy & Mary jadi lagu outro......



0 comments:

Post a Comment